Relasi Jiwa dan Badan Dalam Tradisi Ngaben Di Bali Perspektif Filsafat Advaita Vedanta Adi Sankaracarya
Abstract
Penelitian ini mengkaji relasi jiwa dan badan dalam tradisi ngaben di Bali dari sudut pandang filsafat Advaita Vedanta Adi Sankaracarya. Tradisi ngaben merupakan upacara kematian dalam kebudayaan Hindu Bali, yang bertujuan sebagai proses pengembalian unsur pembentuk manusia yang terdiri dari lima unsur, yakni Pertiwi, Apah, Teja, Bayu dan Akasa. Dalam filsafat Advaita Vedanta, Adi Sankaracarya mengajarkan bahwa jiwa (atman) adalah bagian dari kesadaran universal (Brahman) yang tak terbatas dan abadi, serta tidak terpisah dari Tuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis teks-teks klasik Advaita Vedanta, serta berbagai literatur tentang tradisi ngaben. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi ngaben di Bali mencerminkan pemahaman akan sifat abadi jiwa dan keberadaan sementara badan fisik. Prosesi ngaben memiliki makna sebagai bentuk transformasi, di mana badan fisik yang terbakar mewakili sifat fana manusia, sementara jiwa yang abadi melepaskan diri dari keterikatan dengan dunia materi. Upacara ngaben sesungguhnya mengandung pemahaman bahwa jiwa individu adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesadaran universal, sesuai dengan ajaran Advaita Vedanta. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya ngaben dalam konteks spiritual dan sosial masyarakat Bali, di mana upacara tersebut bukan hanya merupakan penghormatan terakhir bagi yang meninggal, tetapi juga kesempatan untuk merenungkan hakikat eksistensi manusia dan tujuan sejati hidup. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pemahaman akan sifat abadi jiwa dapat memberikan pandangan yang lebih dalam tentang makna kematian dan pemaknaan hidup dalam tradisi ngaben, serta relevansi filsafat Advaita Vedanta dalam konteks budaya Bali yang kaya akan spiritualitas Hindu.
Downloads
References
Basant, K. L. A. L. (1973). Contemporary Indian Philosophy. New Delhi: Motilal Banarsidas.
Deutsch, E. (1980). Advaita Vedanta: A Philosophical Reconstruction. Honolulu: University Press of Hawaii, First Published.
Ferm, V., Saksena, S. K., Taraporewala, I. J. S., Hamilton, C. H., Creel, H. G., Cohen, S. S., Clark, G. H., Helsel, P. R., Dunham, J. H., Veatch, H., Kullmann, E., Jurji, E. J., Fackenheim, E. L., Thompson, R. J., Maurer, A., Kristeller, P. O., Ramsperger, A. G., Morgan, D. N., Frankel, C., … Friess, H. L. (2020). Sejarah Sistem-Sistem Filsafat. Diterjemahkan oleh Aeon Maximus Ra (V. Ferm, Ed.). Pustaka Pelajar.
Ganeri, J. (2001). Philosophy in Classical India. London: Routledge.
Isayeva, N. (1993). Shankara and Indian Philosophy. Albany: State University of New York Press.
Jagadananda, S. (1949). A Thousand Teaching of Sri Sankaracharya. Madras: Sri Ramakrishna Math.
Leahy, L. (1989). Manusia Sebuah Misteri: Sintesa Filosofis tentang Makhluk Paradoksal. Jakarta: Gramedia.
Maswinara, I. W. (1999). Sistem Filsafat Hindu (Sarwa Darśana Samgraha). Paramita: Surabaya.
Pande, G. C. (1994). Life and Thought of Sankaracarya. Motilal Banarsidass: Delhi.
Papai, C. B. (1964). The Advaita of Sankaracharya. Calcutta: Advaita Vedanta Match.
Potter, K. H. (Ed). (1981). Advaita Vedanta up to Samkara and his Pupils, Encyclopedia of Indian Philosophies, Vol. 3. Princeton, NJ: Princeton University Press.
Potter, K. H. (Ed. ). (1970). The Encyclopedia of Indian Philosophies (Vols. 1–2). Delhi: Motilal Banarsidas.
Raju, P. T. (1953). The Philosophical Tradition of India. London: George Allen & Unwin Brother LTD.
Sankara. (1968). The Vedanta-Sutras With The Commentary of Sankaracarya (G. Thibaut, Trans.). Sacred books of the East (Vols. 24 & 38). Delhi, India: Motilal Banarsidass.
Sankara. (1992). A Thousand Teachings: The Upadesasahasri of Sankara (S. Meyeda, Ed. & Trans.). Albany: State University of New York Press.
Sihotang, K. (2018). Filsafat Manusia: Jendela Menyingkap Humanisme. Yogyakarta: Kanisius.
Subawa, I. M. P. (2018). Dimensi Keberagamaan Ngestu di Bali dalam Upacara Ngaben di Kabupaten Jembrana. Vidya Samhita: Jurnal Penelitian Agama, 4(2), 44–56.
Weij, P. A. Van der. (2018). Filsuf-Filsuf Besar Tentang Manusia. Diterjemahkan oleh K. Bertens. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wiana, I. K. (2004). Makna Upacara Yadnya dalam Agama Hindu II. Surabaya: Paramita.
Wirata, I. W. (2022). Fenomenologi Pelaksanaan Upacara Ngaben (Pitra Yadnya) di Kota Mataram (Pendekatan Sosiologi Agama). Jurnal Penelitian Agama Hindu, 89-97.
Copyright (c) 2025 Gede Agus Siswadi, Septiana Dwiputri Maharani

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.




